Karakteristik Perancangan
Karakteristik perancangan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.
Pada masyarakat tradisional, aktivitas perancangan dilakukan oleh orang yang
sama dengan pembuat produk. Pada kondisi ini, tidak diperlukan adanya model
seperti Gambar sebagai media komunikasi rancangan.
Pada masyarakat
modern, aktivitas perancangan dan pembuatan produk dilakukan oleh orang yang
berbeda. Dengan kata lain, orang yang merancang produk dan orang yang membuat
produk adalah tidak sama. Oleh karena itu, diperlukan suatu media yang
berfungsi sebagai alat komunikasi antara perancang dan pembuat produk.
FASE-FASE PERANCANGAN PRODUK
proses perancangan terdiri dari fase-fase berikut :
1. Diidentifikasikannya
kebutuhan;
2. Analisis
masalah, spesifikasi produk dan perencanaan proyek;
3. Perancangan
konsep produk;
4. Perancangan
produk;
5. Evaluasi
produk hasil rancangan dan;
6. Penyusunan
dokumen berupa gambar produk hasil rancangan dan spesifikasi pembuatan produk.
Spesifikasi produk mengandung hal-hal berikut :
- kinerja atau performance yang harus dapat dicapai produk.
- kondisi lingkungan, seperti temperatur, tekanan dan lain-lain yang akan dialami produk.
- kondisi operasi lain.
- jumlah produk yang akan dibuat.
- dimensi baik.
- berat produk.
- ergonomik.
- keamanan
- harga produk.
Model Perancangan Produk
Model perancangan produk dapat dibedakan menjadi dua model, yaitu model
deskritif dan model preskriptif. Penjelasan singkat tentang model tersebut dipaparkan di bawah ini:
1. Model Deskritif.
Model ini menekankan pada
pentingnya menghasilkan suatu konsep solusi sejak dini dalam proses
perancangan. Model ini
fokus pada solusi, heuristic (pengalaman sebelumnya), bersifat umum, rule of thumb.
2. Model Preskriptif.
Model ini menekankan pada
kebutuhan untuk melakukan aktivitas yang lebih analitik sebelum aktivitas
pembangkitan alternatif-alternatif konsep solusi. Model ini bersifat
algoritmik, prosedur sistematik.
Metode Perancangan Produk
Ada dua metode yang dapat
digunakan dalam melakukan aktivitas perancangan suatu produk. Metode-metode tersebut adalah
metode kreatif dan metode rasional.
Metode Kreatif
Metode kreatif adalah metode perancangan yang bertujuan
untuk membantu merangsang pemikiran kreatif dengan cara meningkatkan produksi
Gagasan, menyisihkan hambatan mental terhadap kreativitas, atau dengan cara
memperluas area pencarian solusi.
Terdapat dua jenis metode kreatif yang sering digunakan, yaitu:
1. Brainstorming, adalah metode yang bertujuan untuk merangsang
sekelompok orang untuk menghasilkan sejumlah besar Gagasan dengan cepat.
2. Synectics, adalah suatu aktivitas kelompok
yang mencoba membangun, mengkombinasikan, dan mengembangkan Gagasan-Gagasan
untuk memberikan solusi kreatif terhadap permasalahan perancangan. Cirinya adalah membangkitkan
analogi.
Metode Rasional
Metode rasional menggunakan pendekatan yang sistematik dalam merancang.
Namun, metode rasional sering memiliki tujuan yang sama dengan metode kreatif,
seperti memperluas daerah penelitian untuk solusi potensial, atau menjadi
fasilitator tim kerja dan kelompok pengambil keputusan.
Proses-proses Dalam Perancangan Produk
Perancangan produk menurut Nigel Cross terbagi atas
tujuh langkah yang mempunyai yang masing-masing mempunyai metode tersendiri.
Ketujuh langkah tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Klarifikasi Tujuan
Langkah pertama yang penting dalam merancang adalah
berupaya untuk memperjelas tujuan perancangan. Pada kenyataannya, sangat
membantu dalam hasil di tiap langkah hingga hasil yang diharapkan. Akhir dari
klarifikasi tujuan ini adalah sekumpulan tujuan perancangan objek yang harus
dibuat walaupun tujuan-tujuan yang dibuat itu mungkin saja berubah dalam proses
perancangan berikutnya.
Metode pohon tujuan memberikan bentuk dan penjelasan dari pernyataan
tujuan. Metode ini menunjukkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dengan
berbagai pertimbangan.
Prosedur pembuatan pohon tujuan ini adalah:
1. Membuat daftar tujuan
tujuan perancangan
2. Susun daftar dalam
urutan tujuan dari higher-level kepada lower-level.
3. Gambarkan sebuah
diagram pohon tujuan, untuk menunjukkan Hubungan-Hubungan yang hierarki.
Penetapan Fungsi
Dari metode pohon tujuan, kita melihat maksud
permasalahan dapat mempunyai banyak tingkatan-tingkatan perbedaan yang umum
maupun secara rinci. Dengan nyata, tingkat setiap permasalahan memberi arti
sangat penting bagi atau oleh perancang.
Langkah selanjutnya adalah menetapkan fungsi. Tujuannya adalah untuk
menetapkan fungsi-fungsi yang diperlukan dan batas-batas sistem rancangan
produk yang baru. Pada langkah ini digunakan metode analisis fungsional.
Metode analisis fungsional menawarkan seperti mempertimbangkan fungsi
esensial alat, hasil atau produk atau sistem yang dirancang harus memuaskan,
tidak masalah komponen fisik apa yang seharusnya digunakan. Tingkat
permasalahan diputuskan dengan mendirikan pembatas di sector peletakan
pengganti yang saling berkaitan dari fungsi.
Menyusun Kebutuhan
Setelah fungsi ditetapkan, maka
langkah selanjutnya adalah menyusun kebutuhan. Langkah ketiga ini bertujuan
untuk membuat spesifikasi pembuatan yang akurat yang perlu bagi desain/
rancangan.
Metode yang digunakan pada langkah ini adalah Performance Specification Model, yang
prosedur pelaksanaannya adalah:
1. Mempertimbangakan
tingkatan-tingkatan solusi yang berbeda yang dapat diaplikasikan.
2. Menentukan tingkatan
untuk beroperasi.
3. Identifikasi
atribut-atribut performansi yang diinginkan.
4. Menentukan kebutuhan
performansi untuk setiap atribut.
Menetapkan Karakteristik
Selanjutnya adalah langkah yang disebut penentuan
karakteristik, yang bertujuan untuk menetukan target apa yang akan dicapai oleh
karakteristik teknik suatu produk sehingga dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan
konsumen.
Metode yang digunakan pada langkah ini adalah QFD (Quality Function Deployment). Output dari QFD ini adalah akan
dihasilkannya sebuah matrik yang disebut dengan House of Quality.
QFD mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
1. Memperbaiki kualitas.
2. Memperbaiki
performansi perusahaan.
3. Biaya lebih rendah dalam
desain dan manufaktur.
4. Menaikkan reliabilitas
produk.
5. Menurunkan waktu
perencanaan.
6. Menaikkan produktivitas
teknikal dan staf lain.
7. Menurunkan jaminan
klaim.
8. Menaikkan oportunitas
marketing.
9. Menaikkan pembuatan
keputusan.
Prosedur pembuatan House of Quality adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi
kebutuhan konsumen dalam batas atribut produk.
2. Menentukan kepentingan
relatif atribut.
3. Evaluasi atribut dari
produk pesaing.
4. Menggambarkan matriksatribut
produk dan karakteristik teknik.
5. Mengidentifikasi Hubungan
antara karakteristik teknik dan atribut produk.
6. Mengidentifikasi
interaksi antara karakteristik teknik.
7. Membuat House of Quality.
Pembangkitan Alternatif
Tujuan dari langkah ini adalah dihasilkannya
solusi-solusi rancangan alternatif. Metode yang digunakan adalah metode Morphological
Chart. Metode ini mendorong perancang-perancang untuk mengidentifikasi atau
mencari kombinasi elemen-elemen yang baru. Tujuan dari metode ini adalah untuk
memperluas pencarian bagi solusi-solusi baru yang mungkin.
Prosedur pelaksanaan metode Morphological
Chart adalah:
1. Buat
daftar hal-hal penting atau fungsi-fungsi yang penting untuk produksi. Daftar
jangan terlalu panjang, dan harus secara luas mencakup fungsi-fungsinya.
2. Untuk
tiap hal atau fungsi, buat daftar cara-cara yang dapat dicapai oleh tiap
fungsi. Daftar ini dapat mencakup ide-ide baru yang dikenal baik sebagai
komponen-komponen atau sub-sub solusi yang sudah ada.
3. Gambarkan
sebuah peta yang berisi semua sub-sub solusi yang mungkin.
4. Identifikasi
kombinasi sub-sub solusi yang dapat dijalanakan.
Evaluasi Alternatif
Alternatif-alternatif yang
sudah dihasilkan kemudian akan dievaluasi untuk dipilih yang mana yang terbaik.
Pada langkah ini, digunakan
metode Weighted Objective yang bertujuan untuk membandingkan
nilai-nilai bantu dari setiap proposal berdasarkan kemungkinan bobot tujuan
yang berbeda-beda.
Prosedur pelaksanaan metode ini adalah:
1. Daftarkan
tujuan perancangan.
2. Golongkan
urutan daftar tujuan.
3. Berikan
Hubungan kepentingan pada tujuan.
4. Menetapkan
parameter pelaksanaan atau nilai kegunaan untuk masing-masing tujuan.
5. Hitung
dan bandingkan Hubungan nilai kegunaan perancangan alternatif.
Rincian
Perbaikan
Banyak pekerjaan perancangan dalam praktek tidak
dikaitkan dengan kreasi atas konsep perancangan baru yang radikal, tetapi
pembuatan modifikasi untuk mewujudkan rancangan produk. Modifikasi ini berusaha
mengembangkan suatu produk, meningkatkan penampilannya, mengurangi berat,
menurunkan biaya, dan mempertinggi daya tariknya. Semua bentuk modifikasi
biasanya dapat dibagi ke dalam dua tipe, yaitu modifikasi yang bertujuan meningkatkan
nilai produk untuk pembeli dan mengurangi biaya bagi produsen.
Langkah pengembangan rancangan ini menggunakan
metode teknik nilai. Metode teknik nilai ini bertujuan untuk meningkatkan atau
mempertahankan nilai produk bagi pembeli dan mengurangi biaya bagi produsen.
Prosedur pelaksanaan metode ini adalah:
1. Membuat
daftar komponen suatu produk dan mengidentifikasi fungsi dari tiap komponen.
2. Menentukan
nilai dari fungsi yang diidentifikasi. Nilai inilah yang diperhatikan oleh
Pelanggan.
3. Menentukan
biaya komponen, setelah diselesaikan dan dipasang.
4. Mencari
cara mengurangi biaya tanpa menurunkan nilai, atau menambah nilai tanpa
memperbesar biaya.
5. Mengevaluasi
alternatif dan menyeleksi pengembangan.
Jenis Masalah Perancangan
Dan Jenis Pendekatannya
Sebenarnya
hakekat dasar dari proses mental dalam perancangan arsitektur dalam kaitannya
dengan penghasilan bentuk, tidaklah berbeda antara orang yang satu dengan yang
lain. Perbedaannya
terletak pada prinsip-prinsip yang dianut dan metode-metode yang
digunakan.
Perbedaan
ini antara lain dipengaruhi oleh ideologi yang dianut oleh seseorang; perbedaan
kepribadian, perbedaan latar belakang budaya, perbedaan pelatihan profesional,
dan juga perbedaan cara berpikir (Billings & Akkach,1992). Seorang
perancang terlibat dalam suatu aktivitas mental yang rumit dalam
menghasilkan pemecahan perancangannya.
sumber : http://whandany.blogspot.com/2011/12/proses-perancangan-produk.html & http://mechinenasa.blogspot.com/2011/05/proses-perancangan-produk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar